BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Perawatan
Perawatan menurut supandi (1990) adalah suatu konsepsi
dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas
peralatan agar tetap berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya.
Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik beberapa
kesimpulan, bahwa :
- Fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses produksi.
- Peralatan yang dapat digunakan terus untuk berproduksi adalah hasil adanya perawatan.
- Aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian peralatan, bahan pekerjaan, cara penanganan dan lain-lain.
- Aktivitas perawatan harus dikontrol berdasarkan pada kondisi yang terjaga.
Kegiatan perawatan dilakukan untuk perbaikan yang
bersifat kualitas, meningkatkan suatu kondisi ke kondisi lain yang lebih baik.
Banyaknya pekerjaan perawatan yang dilakukan tergantung pada :
- Batas kualitas terendah yang dijinkan dari suatu komponen.
- Sedangkan batas kualitas yang lebih tinggi dapat dicapai dari hasil pekerjaan perawatan.
- Waktu pemakaian atau lamanya operasi yang menyebabkan berkurangnya kualitas peralatan.
Dalam hal
ini komponen (peralatan) dapat menjadi sasaran untuk terkena tekanan-tekanan,
beban pakai, korosi dan pengaruh-pengaruh lain yang bisa mengakibatkan
menurunnya atau kehilangan kualitas lain yang mengakibatkan menurunnya atau
kehilangan kualitas, sehingga kemampuan komponen berkurang ketahanannya.
1.2 Tujuan
Perawatan
Tujuan dilakukannya kegiatan perawatan (maintenance) adalah sebagai berikut :
- Memungkinkan
tercapainya mutu produk dan kepuasan pelanggan melalui penyesuaian,
pelayanan (service) dan
pengoperasian peralatan secara tepat.
- Meminimalkan
biaya total produksi yang secara langsung dapat dihubungkan dengan
pelayanan dan perbaikan.
- Memperpanjang
waktu pakai suatu mesin atau peralatan.
- Meminimumkan
frekuensi dan kuatnya gangguan-gangguan terhadap proses operasi.
- Menjaga
agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan keamanan.
- Meningkatkan
kapasitas, produktivitas, dan efisiensi dari sistem yang ada.
BAB
2. TEKNIK PERAWATAN MESIN DI INDUSTRI
Secara
skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2.1 Peranan Program perawatan sebagai
pendukung aktivitas produksi.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan
pekerjaan perawatan dapat dibagi menjadi dua cara :
- Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance). Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang dilakukan dengan pertimbangan ke masa depan, terkontrol dan tercatat.
- Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance). Cara pekerjaan perawatan darurat yang tidak direncanakan (Unplanned emergency maintenance).
2.1 Bentuk-Bentuk Teknik Perawatan
Bentuk-bentuk perawatan (Supandi;1990) dibagi kedalam
beberapa kelompok yaitu :
a.
Perawatan Preventif (Preventive Maintenance).
Pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk
pencegahan (preventif). Perawatan preventif
dimaksudkan juga untuk mengefektifkan pekerjaan inspeksi, perbaikan
kecil, pelumasan dan set up sehingga
peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi dapat terhindar dari kerusakan.
Perawatan preventif dilaksanakan sejak awal sebelum terjadi kerusakan.
b.
Perawatan Korektif (Corrective Maintenance).
Pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai standar yang
dapat diterima. Perawatan korektif termasuk dalam cara perawatan yang
direncanakan untuk perbaikan. Dalam perawatan ini dapat mengadakan
peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan peralatan agar lebih baik. Menghilangkan problema yang
merugikan untuk mencapai kondisi operasi yang lebih ekonomis.
c.
Perawatan Berjalan (Running Maintenance).
Perawatan yang dilakukan pada saat fasilitas atau
peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan ini termasuk cara perawatan
yang direncanakan untuk diterapkan pada peralatan dalam keadaan operasi.
Perawatan dalam kondisi berjalan diterapkan pada
mesin-mesin yang harus beroperasi terus menerus dalam proses produksi. Kegiatan
perawatan monitoring secara aktif. Diharapkan dari hasil dari perbaikan yang
dilakukan secara cepat dan terencana ini dapat menjamin kondisi proses produksi
tanpa adanya gangguan yang mengakibatkan kerusakan.
d.
Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance)
Perawatan prediktif dilakukan untuk mengetahui
terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari
sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca
indera atau dengan alat-alat monitor canggih.
e.
Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan (Breakdown Maintenance)
Perawatan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan,
dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan
tenaga kerjanya. Beberapa peralatan pabrik yang beroperasi pada unit tersendiri
atau terpisah dari proses yang lainnya, tidak akan langsung mempengaruhi
seluruh proses produksi apabila terjadi kerusakan. Untuk peralatan tersebut
tidak perlu diadakan perawatan , karena biaya perawatan lebih besar daripada
biaya kerusakannya. Dalam kondisi khusus ini peralatan dibiarkan beroperasi
sampai terjadi kerusakan, sehingga waktu untuk produksi tidak berkurang. Penerapan
sistem perawatan ini dilakukan pada mesin-mesin industri yang ringan, apabila
terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat.
f.
Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Perbaikan yang segera dilakukan karena terjadi kemacetan
atau kerusakan yang tak terduga. Perawatan darurat ini termasuk cara perawatan
yang tidak direncanakan. (unplanned
maintenance).
Gambar 2.2 Hubungan
Masing-masing Perawatan
Berikut adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas perawatan
mesin :
1. Penanam modal (investor).
2. Manager.
3. Karyawan perusahaan yang bersangkutan.
Bagi investor perawatan penting karena:
1. Dapat melindungi modal yang ditanam dalam
perusahaan baik yang berupa bangunan gedung maupun peralatan produksi.
2. Dapat menjamin penggunaan sarana perusahaan
secara optimal dan berumur panjang.
3. Dapat menjamin kembalinya modal dan keuntungan.
4. Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
5. Dapat mengetahui dan mengendalikan biaya
perawatan dan mengembangkan data-data operasi yang berguna untuk membantu
menentukan anggaran biaya dimasa yang akan datang.
Bagi para manager perawatan penting dengan harapan dapat membantu:
1. Melindungi bangunan dan instalasi pabrik
terhadap kerusakan.
2. Meningkatkan daya guna serta mengurangi waktu
menganggurnya peralatan.
3. Mengendalikan dan mengarahkan tenaga karyawan.
4. Meningkatkan efisiensi bagian perawatan secara
ekonomis.
5. Memelihara instalasi secara aman.
6. Pencatatan perbelanjaan dan biaya pekerjaan.
7. Mencegah pemborosan perkakas suku cadang dan
material.
8. Memperbaiki komunikasi teknik.
9. Menyediakan data biaya untuk anggaran
mendatang.
10.
Mengukur
hasil kerja pabrik sebagai pedoman untuk menempuh suatu kebijakan yang akan
datang.
Bagi karyawan, berkepentingan dengan perawatan dengan harapan dapat:
1.
Menjamin
kelangsungan hidup karyawan yang memadai dalam jangka panjang, yang mana akan
menumbuhkan rasa memiliki sehingga peralatan/sarana yang dapat menjamin
kelangsungan hidupnya akan dijaga dan dipelihara dengan baik.
2.
Menjamin
keselamatan kerja karyawan.
3.
Menimbulkan
rasa bangga bila bekerja pada perusahaan yang sangat terpelihara keadaannya.
BAB 3. DEPARTEMEN ORGANISASI PERAWATAN MESIN
Dalam
pengorganisasian pekerjaan perawatan, perlu diselaraskan secara tepat antara
faktor-faktor keteknikan, geografis dan situasi personil yang mendukung.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen
perawatan adalah:
a. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan perawatan akan menentukan karakteristik
pengerjaan dan jenis pengawasan. Jenis-jenis pekerjaan perawatan yang biasanya
dilakukan adalah : sipil, permesinan, pemipaan, listrik dan sebagainya.
b. Kesinambungan Pekerjaan
Jenis pengaturan pekerjaan yang dilakukan di suatu
perusahaan/industri akan mempengaruhi jumlah tenaga perawatan dan susnan
organisasi perusahaan. Sebagi contoh, untuk pabrik yang melakukan aktifitas
pekerjaan lima hari kerja seminggu dengan satu shift, maka program perawatan
preventif dapat dilakukantanpa menganggu kegiatan produksi dimana pekerjaan
perawatan bisa dilakukan diluar jam produksi. Berbeda halnya dengan aktifitas
pekerjaan produksi yang kontinyu ( 7 hari seminggu, 3 shift sehari) maka
pekerjaan perawatan harus diatur ketika mesin sedang berhenti beroperasi.
c. Situasi Geografis
Lokasi pabrik yang terpusat akan mempunyai jenis program
perawatan yang berbeda jika dibandingkan dengan lokasi pabrik yang
terpisah-pisah. Sebuah pabrik besar dan bangunannya tersebar akan lebih baik
menerapkan program perawatan lokal masing-masing (desentralisasi), sedangkan
pabrik kecil atau lokasi bangunannya berdekatan akan lebih baik menerapkan sistem
perawatan terpusat (sentralisasi).
d. Ukuran Pabrik
Pabrik yang besar akan membutuhkan tenaga perawatan yang
besar dibandingkan dengan pabrik yang kecil, demikian pula halnya bagi tenaga
pengawas.
e. Ruang lingkup bidang perawatan pabrik
Ruang lingkup pekerjaan perawatan ditentukan menurut
kebijaksanaan manajemen. Departemen perawatan yang dituntut melaksanakan fungsi
primer dan sekunder akan membutuhkan supervisi tambahan, sedangkan departemen
perawatan yang fungsinya tidak terlalu luas akan membutuhkan organisasi yang
lebih sederhana.
f. Keterandalan tenaga kerja yang terlatih
Dalam
membuat program pelatihan, dipertimbangkan terhadap tuntutan keahlian dan
keandalan pada masing-masing lokasi yang belum tentu sama.
3.1
Prinsip-prinsip Organisasi Departemen Perawatan
a. Perencanaan organisasi yang logis
Bertujuan untuk mencapai tujuan produksi :
1.
Ongkos
perawatan untuk setiap unit produksi diusahakan serendah mungkin
2.
Meminimumkan
bahan sisa atau yang tidak standar
3.
Meminimumkan
kerusakan peralatan yang kritis
4.
Menekan
ongkos perawatan peralatan yang non-kritis serendah mungkin
5.
Memisahkan
fungsi administratuf dan penunjang teknik.
b. Fasilitas yang memadai:
1.
Kantor :
lokasi yang cocok, ruangan dan kondisi ntempat kerja yang baik.
2.
Bengkel :
tempat pekerjaan, lokasi bangunan, ruangan dan peralatan.
3.
Sarana
komunikasi : telepon, pesuruh dll.
c. Supervisi yang efektif
Diperlukan dalam mengelola pekerjaan, dimana :
1.
Fungsi dan
tanggung jawab jelas
2.
Waktu yang
cukup untuk melaksanakan pekerjaan
3.
Latihan
khusus untuk memenuhi kecakapan
4.
Cara untuk
menilai hasil kerja
d. Sistem dan kontrol yang efektif :
1.
Jadwal
waktu pelaksanaan pekerjaan
2.
Kualitas
hasil pekerjaan perawatan
3.
Ketelitian
pekerjaan perawatan (tidak terjadi over maintenance)
4.
Penampilan
kerja tenaga perawatan
5.
Biaya
perawatan.
Berikut diberikan sebuah bentuk struktur organisasi
departemen perawatan di industri.
Gambar 3.1 Contoh Struktur Organisasi
Departemen Perawatan di Industri
3.2 Ruang Lingkup Perawatan Mesin
Walaupun secara praktis lingkup dari aktivitas pada bagian perawatan
mesin adalah berbeda di dalam tiap-tiap pabrik dan terlampau banyak dipengaruhi
oleh ukuran pabrik, tipe, policy perusahaan, luas serta kondisi awal
perusahaan, itu semua memungkinkan terkelompoknya ke dalam aktivitas-aktivitas
yang secara umum diklasifikasikan sebagai fungdi primer dan fungsi sekunder,
sekalipun tetap dibenarkan bahwa tidak semua organisasi perawatan mesin terdiri
dari dua kelompok tadi.
Fungsi-fungsi primer diantaranya menyangkut :
- Pengawasan dan pelumasan perawatan serta eksistensinya.
- Penyedian onderdil dan kebutuhan bahan untuk perawatan mesin sedang.
Fungsi-fungsi sekunder diantaranya menyangkut :
- Pengamanan
- Administrasi asuransi
- Pencegahan polusi udara, suara.
Fungsi Primer
Pengawasan dan pelumasan peralatan serta eksistensinya. Dalam aktivitasnya
ini pelumasan dan perbaikan mesin secara berkala adalah sangat besar peranannya
guna tetap menjamin optimalnya operasi mesin sesuai dengan kemampuannya semula.
Dalam hubungan ini pula perlu dilakukan juga check-up sesaat,
khususnya untuk menghindari tidak bias beroperasinya mesin, terutama pada saat
sebelum start sebagai contoh check-up level (air, accu, olie mesin) busi walaupun
tidaklah bias disebut dalam perawatan pencegahan.
Fungsi Sekunder
Didalam pabrik terbedakan antara gudang mesin dan gudang umum. Demikian
pula tentunya untuk :
1. Pengamanan
Khususnya di dalam rangka
mengupayakan keamanan, maka pemindahan bahan dan besarnya operasi adalah
sangat berpengaruh terhadap
organisasinya.
2. Administrasi
Asuransi
Yang termasuk katagori
ini diantaranya : klaim, proses-proses peralatan dan control tekanan kerja
ketel bertekanan, serta rekomendasi asuransinya sendiri.
3. Pencegahan
polusi udara dan suara
Secara internal polusi bisa
berakibat merosotnya produktivitas
pabrik, sedang secara external bahwa polusi bisa merugikan kepentingan
masyarakat sekeliling pabrik. Untuk hal ini pemerintah RI telah memiliki
undang-undang lingkungan : Pencemar membayar sebagaimana tertuang di dalam PP
26 tahun 1986.
Refrensi :
Handbook Manajemen Pemeliharaan Mesin Universitas Darma Persada
Ir. Soeharto, 1991, Manajemen Perawatan Mesin, Jakarta : PT Rineka Cipta
ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab1-2rwt.pdf
trimkasih artikelnya,
ReplyDeletehttps://www.jualboiler.com/2018/09/19/jual-ksb-pump-industri/
Sebuah artikel yang sangat bermanfaat
ReplyDelete