Hai, Selamat Sore menjelang malaam.
kali ini admin akan memberikan sedikit ilmu yang admin dapat dari buku karya Guru besar Universitas Indonesia yaitu Prof Nakoela.
Nama Nakoela pasti sudah tidak asing lagi di telinga Mahasiswa Teknik Indonesia, Yaaap Nakoela adalah nama kendaraan yang digunakan oleh mahasiswa UI di dalam kontes mobil hemat energi (KMHE).
Mengapa Diperlukan Pendinginan ?
kali ini admin akan memberikan sedikit ilmu yang admin dapat dari buku karya Guru besar Universitas Indonesia yaitu Prof Nakoela.
Nama Nakoela pasti sudah tidak asing lagi di telinga Mahasiswa Teknik Indonesia, Yaaap Nakoela adalah nama kendaraan yang digunakan oleh mahasiswa UI di dalam kontes mobil hemat energi (KMHE).
Mengapa Diperlukan Pendinginan ?
Kita harus mengambil inisiatif untuk membuang panas yang dihasilkan
dalam ruang bakar yaitu dengan mendinginkannya, agar motor tidak terlalu panas.
Jika motor tidak diinginkan, maka akan terjasi pemanasan lebih dan akan
mengakibatkan gangguan-gangguan sebagai berikut :
1. Bahan
akan lunak pada suhu tinggi. Sebagai contoh paduan alumunium sebagai bahan
torak akan cepat kehilangan kekuatannya pada suhu tinggi (lihat gambar 1.1),
kira-kira sepertiganya pada suhu 300oC bila dibandingkan pada suhu
normal. Bagian atas torak dapat berubah bentuk atau akan mencair bila suhunya
terlalu tinggi dan hal seperti ini tidak akan dapat dihindari.
Gambar 1.1 Suhu Tergantung dari Kekuatan
Kelelahan dari Alloy Aluminium
2. Celah
(Clearance) diperlukan antara komponen-komponen yang bergerak satu
terhadap yang lainnya agar tidak saling bersinggungan. Gerakan
komponen-komponen ini akan terhalang bila terjadi pemuaian karena panas. Dalam
kenyataan pemuaian torak lebih besar dari silinder. Silinder dari besi cor
diameter 80 mm pada suhu 100oC dan torak alumunium pada suhu 250oC,
perbedaan pemuaiannya adalah 0,35 mm. Dan menjadi 0,43 mm pada suhu 300oC.
Karena itu clearance nya harus dibuat lebih besar dari angka diatas, tapi juga
tidak boleh terlalu besar karena torak
akan mengeluarkan suara berisik sewaktu bekerja dengan tenaga kecil.
3.
Tegangan
thermal. Tegangan dihasilkan oleh panas karena perubahan suhu dari satu tempat
ke tempat lain. Sebagai contoh pada motor 2 langkah, suhu akan tinggi pada
pintu buang dan rendah pada pintu bilas juga permukaan didalam silinder,
sehingga silinder dapat saja menjadi tidak bulat akibat deformasi thermal.
Sering terjadi cincin torak patah dan torak macet akibat perubahan bentuk dari
silinder.
4.
Thermal
resistance dari bahan pelumas. Pelumas lebih mudah rusak oleh panas dan pada
logam sekalipun pada suhu rendah. Jika suhu naik sampai 250oC pada luar cincin, pelumas berubah menjadi
karbon dan cincin torak akan macet, sehinga tidak berfungsi sebagai mana
mestinya, peristiwa ini disebut ring stick (cincin macet) pada suhu 300oC
pelumas cepat berubah menjadi hitam, dan sifat pelumasnya turun, torak akan
macet sekalipun masih mempunyai clearance.
5. Terjadinya
pembakaran yang tidak normal. Motor bensin cendrung untuk knok. Jika knock
terjadi, suhu naik tinggi pada torak (lihat gambar 1.2) dan preignition mudah
terjadi.
Gambar 1.2 Kenaikan Suhu Disebabkan Knocking
Akhirnya
motor mati dengan atau tanpa macetnya torak. Sekarang kita mudah mengerti
mengapa motor harus didinginkan. Sekalipun torak dibuat dari keramik yang tahan
terhadap suhu tinggi pelumas tidak akan tahan lama.
Pada kasus yang
lain bila motor terlalu dingin, akan terjadi persoalan lain yaitu :
1. Pada
motor bensin bahan bakar agar sukar menguap dan campuran udara bahan bakar
menjadi gemuk. Hal ini menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna. Sedangkan
pada motor Diesel bila udara yang dikompresi dingin akan mengeluarkan asap
putih dan menimbulkan knocking dan motor tidak mudah dihidupkan kalua terlalu
dingin.
2.
Kalau
pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan motor mendapat tambahan tekanan.
3. Uap yang
terkandung dalam gas pembakaran akan berkondensasi pada suhu kira-kira 50oC
pada tekanan atmosfir. Dan pada suatu saat di mana suhu lebih tinggi dari yang
tersebut di atas pada suatu tekanan yang tinggi akan menghasilkan titik-titik
air yang menempel pada dinding silinder. Hal ini akan mempercepat keausan
silinder dan cincin torak. Ini disebut keausan karena torsi pada suhu rendah.
Jadi persoalan akan timbul bila motor terlalu panas atau terlalu
dingin. Pendinginan dapat dilakukan dengan udara atau dengan air (lihat gambar
1.3).
Kedua metoda ini telah digunakan secara luas pada motor serba guna
dan secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :
Gambar 1.3 Perbedaan Konstruksi
Sistem Pendinginan Udara dan Air
A.
Pendingin Udara
Ada dua acara yang digunakan.
1.
Pendingin
tekanan. Menggunakan kipas angin (fan) untuk menimbulkan dan mengalirkan
angin.
2. Pendinginan
oleh aliran udara secara alamiah. Jadi tidak menggunakan fan. Seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 1.3 (a). sebagian panas yang dihasilkan oleh
pembakaran mengalir melalui dinding ruang bakar. Panas dengan mudah keluar ke
bagian luar, sehingga menurunkan suhu dinding ruang bakar.
Disini ada dua acara panas mengalir:
1.
Derajat
kemudahan aliran panas melalui dinding. Konduktivitas thermal.
2. Derajat
kemudahan perpindahan panas dari dinding ke dalam udara atau air pendingin.
(perpindahan panas).
Ad. 1) Konduktivitas panas dari paduan aluminium lebih tinggi dari besi
cor. Untuk keramik beberapa kali lebih rendah dari aluminium.
Ad. 2) Aliran panas dalam udara lebih kecil seperseratus kali dari pada
dalam air. Karena itu perlu dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin untuk
memperbesar luas permukaan yang dilalui oleh panas, sedangkan udara ditekan
agar mengalir melalui sirp-sirip. Untuk tujuan ini digunakan sebuah fan dan
sirip-sirip diselubungi oleh plat pengaman sehingga aliran udara yang
ditimbulkan oleh fan akan melintasi sirip-sirip dengan efektif. Pada sepeda
motor, biasanya sirip-sirip tidak menggunakan plat selubung sehingga secara alamiah
udara akan mengalir di antara sirip-sirip. Sirip yang panjang dan tebal sangat
efisien dalam pendinginnya. Torak tidak didinginkan langsung sehingga cendrung
panasnya berlebihan. Sebagian besar panas yang terbentuk pada bagian atas torak
mengalir ke silinder melalui cincin torak dan sebagian kecil mengalir ke udara
melalui ruangan poros engkol. Jadi cincin torak tidak hanya mencegah kebocoran
dari gas pembakaran dan oli tapi juga mendinginkan torak.
B.
Pendinginan Air
1. Metode
mendidih (boiling method). Air harus diisi penuh dalam radiator dan fan
tidak diperlukan.
2.
Radiator
method. Air yang menjadi panas didinginkan oleh udara dengan cara
menggunakan fan.
Pada motor pendinginan air, jarang terjadi pemanasan lebih karena
secara efisien air menyerap panas dari dinding namun demikian harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut :
1.
Air perlu
sekali. Bahkan anti beku (anti freeze) harus dimasukkan dalam air. Kualitas
air harus bagus.
2. Suhu
air harus ditahan antara (70-80oC) untuk mencegah keausan karena
korosi pada suhu rendah. Umumnya untuk ini digunakan sebuah thermostat.
3.
Sebagian
air dalam water jacket kemungkinan mendidih dan menimbulkan pemanasan
lebih.
C.
Perbandingan Pendinginan Udara Dengan Air
Pendinginan air dapat diandalkan dan tidak mudah menimbulkan
pemanasan lebih. Tapi sistem ini tidak dapat bekerja tanpa air, sehingga
menambah berat motor dan untuk pemanasan motor memerlukan waktu. Sebaliknya pada
pendinginan udara, mudah terjadi pemanasan lebih. Pendinginan udara lebih cocok
untuk motor-motor kecil karena pada
motor-motor besar cenderung menimbulkan persoalan.
Keuntungannya di sini tidak diperlukan air, karena itu tidak perlu
khawatir terhadap pembekuan air. Selain itu konstruksi motor menjadi lebih
sederhana dan ringan. Dan pemanasan motor lebih cepat. Pendinginan udara lebih
disukai di daerah-daerah dingin atau yang suhunya rendah sekali seperti di
eropa.
Nah, sekarang kalian sudah mengetahui kan perbedan dari Pendinginan Udara dan Pendinginan Air.Semoga Bermanfaat :)
Daftar Pustaka :
Soenarta Nakoela dan Shoichi Furuhama. 2002. Motor Serba Guna, Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Nah, sekarang kalian sudah mengetahui kan perbedan dari Pendinginan Udara dan Pendinginan Air.Semoga Bermanfaat :)
Daftar Pustaka :
Soenarta Nakoela dan Shoichi Furuhama. 2002. Motor Serba Guna, Jakarta: PT Pradnya Paramita.
0 Response to "Perbedaan Motor Pendinginan Air Dan Pendinginan Udara"
Post a Comment